KESEHATAN REPRODUKSI MENJADI MUATAN LOKAL: SOLUSI ATAU BEBAN?

PKBI
DIY kembali menggelar Forum Guru di lantai 2 Klinik PKBI Badran (17/9).
Tema kali ini adalah advokasi kesehatan reproduksi (kespro) menjadi
bagian dari muatan lokal (mulok). Hal ini sejalan dengan tujuan
dilakukannya Forum Guru, yaitu mengakomodasi kebutuhan guru Bimbingan
dan Konseling (BK) dalam menyampaikan informasi mengenai kesehatan
reproduksi remaja. Setiap 3-4 bulan sekali, PKBI DIY memfasilitasi para
guru tersebut bertemu untuk berbagi informasi dan menjadi sistem
dukungan sosial.

Forum Guru ini dihadiri oleh 26 guru BK dari
sekolah yang tersebar di empat kabupaten dan  kotamadya Yogyakarta.
Kegiatan dimulai dengan presentasi “Kilas Balik” oleh Supri, pengawas
harian PKBI DIY, mengenai pendidikan kesehatan reproduksi untuk remaja
yang sudah dirintis dari tahun 1980-an oleh PKBI DIY.

“Kilas
Balik” menceritakan tentang kiprah PKBI DIY dari tahun ke tahun atas
kepeduliannya terhadap remaja dalam mengakses informasi kesehatan
reproduksi. Terkait dengan forum guru,  PKBI DIY telah mengupayakan
terbentuknya forum guru sejak tahun 2007. Selain itu PKBI DIY juga
bergerak di bidang penelitian di tahun 2009 yang menyatakan adanya
perbedaan signifikan antara murid yang mendapatkan materi utuh kesehatan
reproduksi dengan murid yang hanya mendapatkan materi sisipannya saja.
Riset ini ditinjau dari kesetaraan laki-laki dan perempuan.

Presentasi
kemudian dilanjutkan dengan berbagai tanggapan dan pertanyaan dari
beberapa guru, dimana akhirnya yang menghasilkan kesimpulan bahwa peran
Dinas Pendidikan terhadap masalah ini masih dirasa kurang meskipun telah
ada tanggapan positif yang diberikan. Anis, selaku ketua Forum Guru,
menyampaikan bahwa pada level kebijakan, institusional, dan
implementasi, kesehatan reproduksi yang merupakan salah satu kebutuhan
mendesak bagi para murid, sulit masuk menjadi muatan lokal. “Ada
keterbatasan penyampaian kespro karena aturan guru sekarang harus
mengajar 27,5 jam setiap minggunya.”, demikian penjelasan Anis.

Masalah
krusial dari informasi kesehatan reproduksi sendiri adalah kreativitas
guru dalam penyampaiannya, ketertarikan siswa terhadap informasi
tersebut, dan kesiapan orangtua untuk terlibat aktif. Pertanyaan yang
muncul dalam forum guru kali ini dan perlu dijawab bersama adalah
“Pemberian materi kesehatan reproduksi: solusi atau beban di dunia
pendidikan?”

[Sinta]

edL

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *