Meningkatnya kompleksitas persoalan Kesehatan Reproduksi dan Seksual, menuntut adanya kreativitas dan inovasi dalam merancang program-program yang diarahkan pada pemecahan problem kesehatan reproduksi. Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) yang memilliki nilai kepeloporan dan inovatif ditantang untuk bisa keluar dari situasi stagnan dan monoton dalam pengembangan berbagai ide dan strateg. “Pendekatan mutikuturalisme dan perjuangan identitas merupakan bagian dari kepeloporan dan menunjukkan inovasi,” kata Budi Wahyuni, Ketua Pengurus Harian Daerah (PHD) PKBI DIY, ketika menyampaikan perkembangan isu Perkumpuan PKBI DIY, kemarin (25/1).
Dihadapan 60 peserta Pertemuan Daerah PKBI DIY, Budi Wahyuni juga menegaskan, pengembangan program yang dilakukan PKBI sudah cukup maju, dengan memasuki wilayah-wilayah media kebudayaan, seperti media cetak, audio-visual, audio, IT dan seni tradisi/lokal. “Ini akan bisa menjadi kekuatan untuk branding image PKBI di willayah publik,” katanya.
Persoalan lain yang juga disinggung Budi Wahyuni, pengembangan gagasan fundraising, yang akan mampu menjamin keberlangsungan program-program PKBI DIY. Kritik ketergantungan terhadap lembaga donor asing ada benarnya, tetapi dalam konteks Perkumpuan tidak benar seluruhnya. Dukungan dana dari donor, dianggapnya sebagai komplementer dalam peta gerakan dan pengembangan program PKBI DIY. “Meski kemandirian tidak harus selalu dimaknai berbiaya sendiri,” katanya.
Menyinggung masalah independensi dengan partai politik, Budi Wahyuni menyatakan secara tegas, seluruh relawan dan staff PKBI DIY harus independen dari partai politik. Perkumpulan harus menjaga jarak dengan aktivitas-aktivitas politik praktis, apalagi hendak menjelang Pemilu 2009, beberapa bulan ke depan. “Kalau ada relawan atau staff yang hendak terlibat dalam partai politik, harus mengundurkan diri sebelum di WO atau menyatakan diri non-aktif,” ujarnya.