“Buat bussiness plan
saja,” ujar Imam Prakoso, salah seorang
praktisi media yang turut urun rembug
menggagas konsep pengembangan Media Centre dalam “Workshop Ahli Media
Centre PKBI DIY”, Sabtu, 5 April 2008 lalu. Setidaknya, menurut Imam Prakoso,
pengalaman PKBI dalam bidang pengembangan media sudah cukup memadai. “Pekerjaan
saat ini, menyusun rencana bisnisnya, sehingga pengembangannya menjadi
terarah,” lanjutnya.

Selain Imam Prakoso,
turut hadir Nasrun Hadi (FHI)), Widjanarko ES (praktisi media audio-visual), Hairussalim
HS (Majalah Gong), dan Kordinator Program di lingkungan PKBI DIY. Kehadiran
para praktisi diharapkan untuk memberikan gagasan kreatifnya, dalam proses pengembangan
konsep Media Centre PKBI DIY. “Forum ini bertujuan menghasilkan konsep pengembangan
Media Center,” kata Lingga Dwi Utama, Koordinator Divisi Media PKBI DIY.

Meski sudah dua belas
tahun berkontribusi, divisi media tidak cukup berpuas diri. Dalam struktur
organisasional maupun operasional PKBI DIY, media memiliki peranan kian penting
sebagai salah satu ‘kaki’ PKBI DIY. “Dalam pencapaian tujuannya sebagai ORNOP yang
menyinergikan tiga aras pergerakan (perempuan, HAM, dan AIDS–red), PKBI
bertumpu pada tiga kaki; media, penelitian, dan pelatihan,” Kata Mukhaotib MD, Dirpelda
PKBI DIY, pada saat presentasi.

Sebelumnya, divisi
media PKBI DIY ‘hanya’ memproduksi media printing,
desain grafis dan cetak. Ke depannya, Media Center akan meluaskan ranah kerjanya
dalam lima medium kebudayaan; printing, audio, audio visual, seni tradisi, dan
internet. “Kita ingin agar setiap orang dapat mengakses informasi yang kita
berikan. Untuk itu media komunikasinya mesti beragam,” papar Lingga menanggapi
pertanyaan mengenai pilihan aras komunikasi Media Center.

Menurut Lingga, harapan
selanjutnya, selain sebagai rujukan informasi bagi masyarakat, Media Center
juga dapat menjadi kontributor dana untuk menopang kemandirian bagi keberlanjutan
program-program PKBI DIY. “Yah, itu mimpi besarnya,” lanjut Lingga.

Beberapa persolan
yang mungkin mengemuka dalam proses pengembangan media center, antara lain, struktur
yang dimungkinkan terlalu gemuk dengan banyaknya media komunikasi yang dipilih,
segmentasi sasaran media dan keinginan fund
raising Media Center. “Akan sulit mempertemukan antara pekerjaan sosial
yang selama ini menjadi nafas PKBI dengan yang komersial dan profitable,” kata Hairussalim HS.

Alifa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *