Di
tengah upaya pencgahan HIV dan AIDS dan cukup luasnya informasi yang
disebarkan mengenai instrumen penularannya, ternyata masih banyak
para pelanggan pekerja seks yang tidak bersedia menggunakan kondom.
Dalam situasi ini, perempuan pekerja seks juga terancam tertular IMS
maupun HIV dan AIDS dari pelanggannya. “Itu khan juga
kekerasan,” kata Ira, saat menjadi narasumber dalam Pemutaran
Video Komunitas Pekerja Seks di Fakultas Sosiologi Universitas
Atmajaya, dua pekan silam.

Tindak
kekerasan yang dialami pekerja seks, menurut Betty, yang juga
terlibat dalam proses produksi video komunitas ini, tidak hanya
brbentuk kekerasan fisik semata-mata. “Kita sering dipaksa untuk
melakukan perilaku seksual tertentu,” katanya.

Diskusi
yang dilaksanakan Himpunan Mahasiswa Fakultas Sosiologi Universitas
Atmajaya dan PKBI DIY, selain menghadirkan Ira dan Betty, juga
mengundang Andrew sebagai fasilitator dalam proses produksi video
komunitas, yang bertajuk “Menggugat Melalui Malam”.

Video
komunitas pekerja seks dimaksudkan sebagai proses pendidikan kritis
di kalangan komunitas pekerja seks dan sekaligus sebagai alat
advokasi pada level hukum [struktural] dan cara pandang masyarakat
[kulutral]. Selama ini pola pandang masyarakat dan media mainstream
masih memberikan gambaran komunitas pekerja seks sebagai sampah
masyarakat. “Video komunitas ini menggambarkan secara jelas,
pekerja seks sebetulnya korban dari sistem yang tidak adil. “Ide
dasarnya, memang untuk menyuarakan soal Hak Asasi Manusia, terutama
hak untuk bebas dari berbagai bentuk kekerasan,” kata Mukhotib
MD, Direktur Pelaksana Daerah, PKBI DIY.

bie

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *