Masa remaja identik dengan masa pubertas. Masa pubertas dialami semua remaja, baik ia remaja perempuan atau pun remaja laki-laki. Hanya saja, masa mereka mengalami pubertas itu berbeda. Berdasarkan wikipedia.org remaja perempuan dan remaja laki-laki pubertasnya lebih cepat remaja perempuan, ketimbang remaja laki-laki. Remaja perempuan mengalami pubertas pada usia 10 tahun. Sedangkan untuk remaja laki-laki mengalami pubertas pada usia 11 tahun.

Mengapa masa pubertas remaja perempuan dan remaja laki-laki berbeda?. Karena secara kodrat keduanya telah dibedakan dalam bentuk fisiologisnya. Sehingga hormon seks yang dimiliki pun berbeda. Hormon yang dimiliki perempuan adalah hormon estrogen, progesterone. Sedangkan untuk hormon yang dimiliki laki-laki adalah hormon testosteron. Dengan hormon tersebut, remaja mulai memiliki dorongan seksual.

Munurut Miller dan Bason (1999) dorongan seks pada remaja dialihkan dengan pacaran. Sehingganya menurut Miller dan Bason pacaran itu erat kaitannya dengan perilaku seks. Di Indonesia sendiri, data dari Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SKDI) 2012 remaja usia 15-19 tahun saat berpacaran biasanya melakukan aktivitas 3 berikut ini; berpegangan tangan, ciuman bibir dan petting.

Masih berdasarkan data SKDI 2012 remaja yang lebih sering melakukan aktivitas berpegangan tangan, ciuman bibir dan petting, saat berpacaran adalah remaja laki-laki. Hal itu terdukung dengan adanya data yang menunjukan, bahwa remaja perempuan yang melakukan pegangan tangan saat pacaran hanya sebanyak 66,7%. Sedangkan remaja laki-laki saat pacaran berpegangan tangan sebanyak 72,8%. Untuk aktivitas pacaran dengan melakukan ciuman. Remaja perempuan yang melakukan aktivitas tersebut ada sebanyak 23,6% dan remaja laki-laki sebanyak 37,3%. Sedangkan remaja perempuan yang melakukan pacaran dengan petting hanya sebanyak 4,3% dan remaja laki-laki sebanyak 21,6%.

Pacaran dengan 3 aktivitas tersebut dekat dengan hubungan seksual. Hal tersebut berbanding lurus dengan adanya data dari SKDI 2012 yang menjelaskan, bahwa remaja usia 15-19 tahun dengan yang berusia 20-24 tahun lebih banyak remaja yang berusia 15-19 tahun yang melakukan hubungan seksual di luar nikah. Ketimbang dengan remaja yang telah berusia 20-24 tahun. Data menunjukan remaja usia 15-19 tahun ada sebanyak 86,3%, sedangkan yang usia 20-24 tahun banyak sebanyak 85,7%.

Secara kesehatan melakukan hubungan seksual dibawah usia 20 tahun memberikan banyak risiko kesehatan untuk keduanya. Mengapa melakukan hubungan seks dibawah usia 20 tahun memiliki banyak risiko?. Karena usia tersebut, remaja baru mengalami kematangan organ reproduksinya dan belum matang secara sempurna. Sehingga dalam hal ini banyak risiko dan kerentanan kesehatan yang akan dialami.

Penting untuk kita mengetahui risiko yang akan kita hadapi saat melakukan hungan seks di usia dini. Terutama untuk remaja perempuan. Mengapa remaja perempuan lebih diutamakan untuk mengetahui risiko tersebut ketimbang laki-laki? Karena perempuan yang melakukan aktifitas seksual dibawah usia 20 tahun, lebih rentan terkena kangker servik, kanker payudara hingga risiko kematian saat melahirkan di usia remaja. Risiko lainnya adalah terkena HIV dan AIDS. Namun risiko ini bukan hanya untuk remaja perempuan saja, juga untuk remaja laki-laki.

Mengetahui risiko yang akan kita dapatkan saat melakukan hubungan seks di usia dini itu penting. Karena dengan mengetahui risiko yang akan terjadi. Kita dapat memprediksi hal-hal yang tidak kita inginkan saat kita melakukan hal tersebut. Kehidupan yang baik, adalah kehidupan yang terkonsep dengan baik. Artinya sebelum melakukan apapun, kita harus memikirkan secara matang terlebih dahulu. Mulai dari dampak baiknya hingga dampak terburuknya saat kita memutuskan melakukan hal tersebut agar kelak kita tidak menyesal dikemudian hari.

Oleh: Dwi Lestari

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *