Setiap orang memiliki caranya masing-masing ketika akan mengambil sebuah keputusan. Hal tersebut berkaitan dengan kepribadian, pengalaman, dan lingkungan dimana ia tinggal. Namun, agar pengambilan keputusan tidak dilakukan tanpa adanya pertimbangan atau justru malah semakin membuat kita bingung, berikut ini akan digambarkan proses pengambilan keputusan secara umum :
1. Mendefinisikan permasalahan.
Pendefinisan masalah ini diawali dengan menyadari permasalahan yang sedang kita hadapi dan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi. Dalam proses ini kita sebaiknya melihat permasalahan tidak hanya dari satu sudut pandang saja sehingga bisa melihat permasalahan secara utuh. Tetap berpikir dan tidak merasa puas dengan jawaban yang cepat dan mudah.
Berikan sebanyak mungkin waktu, namun efektif, untuk memikirkan permasalahan kita. Jika kita sudah memiliki sedikit gambaran mengenai keputusan yang akan kita ambil, coba pikirkan apakah pilihan kita akan menyenangkan dan membawa keuntungan atau tidak. Namun terkadang, kita juga dihadapkan pada pengambilan keputusan yang membutuhkan waktu cepat. Untuk kondisi seperti ini, kita tetap dituntut untuk dapat menggunakan logika kita.
2. Mengevaluasi kembali situasi
Coba kita tanyakan pada diri sendiri apakah kita memang harus melakukan sesuatu untuk keluar dari permasalah ataukah permasalahan akan terselesaikan dengan sendirinya. Terkadang untuk permasalahan tertentu, jawabannya adalah dengan tidak melakukan sesuatu. Tidak melakukan bukan berarti tidak terjadi proses pengambilan keputusan.
Kita bisa mengamati situasi dengan melihat ”apa yang terjadi” dan ”apa yang akan atau seharusnya terjadi” untuk mengetahui perbedaan diantara keduanya. Kedua hal ini sebaiknya dilihat secara spesifik dan objektif.
3. Mengumpulkan informasi
Gunakan waktu untuk mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya mengenai permasalahan kita. Informasi ini bisa didapatkan dari media (buku, internet, dan sebagainya), perbincangan dengan orang lain (guru, keluarga, teman), atau justru dari permasalahannya itu sendiri. Kemudian tanyakan pada diri sendiri : apa yang kita inginkan dengan mengambil keputusan ini? Tujuan apa yang ingin kita dapatkan?
Kembalikan lagi pada tujuan besar kita dengan mempertimbangkan resiko atau konsekuensi-konsekuensi dan nilai-nilai yang kita anut. Misalnya jika tujuan kita adalah menjadi dokter, pilihannya adalah kuliah di fakultas kedokteran dan sebelumnya harus mengambil jurusan IPA. Konsekuensinya, kita harus lebih fokus pada pelajaran-pelajaran IPA dibandingkan pelajaran yang lain. Ketika kita dihadapi permasalahan-permasalahan yang berhubungan dengan tujuan kita tersebut, kita akan mengambil keputusan yang akan membawa kita akan lebih dekat lagi dengan tujuan yang ingin kita capai.
4. Memikirkan alternatif
Langkah pertama adalah membuka pikiran kita seluas mungkin. Tuliskan segala kemungkinan yang melintas di kepala kita. Pada awal proses ini kita sebaiknya tidak menilai terlebih dahulu apakah kemungkinan itu beralasan atau tidak, benar atau salah, baik atau buruk. Setelah semuanya tertulis, bandingkan dengan informasi yang kita dapatkan sebelumnya, termasuk segala masukan dari orang lain dan nilai-nilai yang kita anut.
5. Menetapkan pilihan
Langkah selanjutnya adalah mulai membayangkan konsekuensi-konsekuensi yang mungkin akan muncul pada setiap alternatif pillihan. Tanyakan pada diri sendiri: Apa yang akan terjadi jika…….?
Pilihan yang diambil sebaiknya praktis, jangan sampai keputusan yang diambil justru lebih menyulitkan kita dibandingkan masalahnya itu sendiri. Kita juga tidak usah takut untuk menggabungkan beberapa alternatif pilihan, jika memang diperlukan dan tidak saling berbentrokan.
Alternatif yang kita ambil adalah alternatif yang menurut kita paling baik. Sekali lagi, alternatif ini sebaiknya disesuaikan dengan nilai-nilai, tujuan, kemampuan, dan modal yang kita miliki.
6. Melakukan aksi
Ini saatnya kita melaksanakan keputusan yang kita ambil. Jangan terlalu puas dulu karena kita sudah berhasil mengambil keputusan. Keputusan yang baik tidak ada artinya sebelum bertemu dengan dampak yang ditimbulkan dari pengambilan keputusan tersebut. Alangkah lebih baik jika kita memberitahu orang lain yang berkaitan dengan keputusan yang kita ambil. Selain kita mendapatkan dukungan dari orang-orang tersebut, kita juga dapat menghindari terjadinya konflik yang mungkin akan terjadi karena keputusan yang kita ambil. Masukan-masukan yang didapat dari orang lain dapat kita gunakan untuk mengelola situasi setelah pengambilan keputusan.
Setelah kita mengambil keputusan, kita bisa melihat perubahan-perubahan apa saja yang kita rasakan, sehingga kita bisa melakukan penyesuaian dengan perubahan tersebut. Hal ini juga untuk memastikan bahwa keputusan yang kita ambil tidak membawa permasalahan baru. Kita juga dituntut untuk bertanggung jawab atas keputusan yang telah kita buat. Kemudian kita bisa melihat kembali hasil dari keputusan itu, apakah sudah efektif atau belum, sehingga kita bisa membuat rencana baru atau kita bisa menggunakannya sebagai bekal ketika menghadapi permasalahan lain.
Sekali kita membuat keputusan, kita mungkin akan menghadapi tantangan dan tekanan yang berbeda yang menghalangi keputusan kita dapat berjalan sesuai dengan rencana kita. Misalnya, akan ada orang yang tidak setuju dengan keputusan kita. Untuk menghadapi hal ini, dibutuhkan komitmen dari dalam diri kita untuk tetap melanjutkan keputusan kita.