Ada banyak pilihan cara untuk mengatur kehamilan (kontrasepsi) yaitu dengan cara menggunakan alat dan tanpa alat. Satu hal yang harus diingat bahwa sebelum memutuskan memilih suatu alat atau metode kontrasepsi, seseorang sebaiknya meminta bimbingan dan konsultasi dengan konselor atau petugas medis. Berikut ini Cara Operasi yang bisa dilakukan untuk mengatur kehamilan
Operasi Vasektomi
Adalah tindakan operasi kecil pada laki-laki yang lebih ringan daripada sunat. Disebut juga Kontrasepsi Mantap Pria. Vasektomi dianjurkan untuk: pasangan yang sudah tidak ingin punya anak, pasangan yang jumlah anaknya sudah cukup, pasangan yang istrinya sudah sering melahirkan dan mempunyai penyakit yang membahayakan kesehatannya, pasangan yang telah gagal KB dengan cara lain.
Vasektomi dilakukan dengan menutup saluran sperma dengan operasi kecil (bisa dengan atau tanpa pisau) pada sebelah kiri dan kanan kantung zakar. Setelah vasektomi, laki-laki masih dapat melakukan hubungans seksual. Air mani tetap dapat dikeluarkan, tetapi sudah tidak mengandung sperma. Sperma yang tidak dikeluarkan akan diserap kembali oleh tubuh tanpa menimbulkan penyakit.
Setelah operasi dilakukan, diharuskan istirahat selama 3 hari dan tidak boleh bekerja berat. Bekas luka harus kering dan bersih selama 4 hari. Minum obat yang diberikan sesuai petunjuk dokter. Hubungan seksual boleh dilakukan 1 minggu setelah operasi, tetapi harus tetap menggunakan cara KB lain selama kurang lebih 3 bulan atau memakai kondom selama 20 kali berhubungan seksual. Pemeriksaan ulang dilakukan 1 minggu, 3 bulan, dan 1 tahun setelah operasi.
Jarang ada keluhan sampingan, kegagalan cara ini pun hampir tidak ada, dan tidak mengganggu gairah seksual. Namun jika mengalami pembengkakan, perdarahan, dan infeksi, harus segera diperiksakan ke dokter atau klinik.
Laki-laki yang tidak bisa melakukan vasektomi yaitu laki-laki yang menderita hernia, kelainan pembekuan darah, penyakit kulit atau jamur, atau peradangan pada daerah buah zakar
Operasi Tubektomi
Dilakukan dengan tindakan operasi pada saluran telur perempuan. Tubektomi dianjurkan pada perempuan, seperti anjuran pada laki-laki yang akan melakukan vasektomi.
Operasi dilakukan dengan memotong atau mengikat saluran yang membawa sel telur ke rahim. Setelah operasi dilakukan, sel telur yang keluar akan diserap oleh tubuh, tanpa efek penyakit apapun. Operasi dilakukan saat perempuan sedang tidak hamil dan tidak haid. Paling mudah dilakukan segera setelah melahirkan karena rahim masih teraba dan saluran telur mudah ditemukan. Tubektomi meninggalkan bekas operasi di bagian bawah perut. Setelah operasi, perempuan sebaiknya istirahat dan tidak bekerja berat selama 1 minggu. Bekas luka harus bersih dan minum obat sesuai aturan. Pemeriksaan ulang dilakukan 1 minggu, 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan dan 1 tahun setelah operasi.
Kelebihan tubektomi adalah: tidak mengganggu kelancaran ASI, jarang ada keluhan sampingan, kegagalan cara ini pun hampir tidak ada, dan tidak mengganggu gairah seksual. Perempuan yang melakukan tubektomi harus segera memeriksakan diri ke dokter apabila mengalami muntah-muntah yang hebat, nyeri perut yang sangat, sesak nafas, perdarahan yang banyak, demam tinggi, terlambat haid yang disertai tanda-tanda kehamilan seperti mual, pusing, dan muntah-muntah.