Deputy Sekretaris Jendral PBB, Meluncurkan Data Base Kekerasan Terhadap Perempuan

Menurut Migiro, pada Oktober 2006, Sekretaris Jendral meluncurkan
satu kajian mengenai momok yang tidak bisa ditoleransi ini. Kajian
ini ditekankan pada rjadinya secara terus menerus segala bentuk
kekerasan terhadap perempuan. Selain itu, juga mengidentifikasi jalan
yang nyata untuk menjamin respons yang lebih berkelanjutan dan
efektif oleh semua pemangku kepentingan. Studi ini juga menegaskan
pentingnya informasi yang akurat dan terus menerus diperbaharui.
“Tidak hanya berkaitan dengan cakupan problem, tetapi juga
berkaitan dengan keefektivitasan langkah untuk mengatasi persoalan
ini,” katanya.

Kekerasan terhadap perempuan masih tetap akan menjadi salah satu
bentuk pelanggaran hak asasi manusia yang besar pada saat ini.
Mengenai perempuan di bagian dunia manapun. Sebagai salah satu
strategi intervensi dalam mengatasi persoalan ini, PBB meluncurkan
data mengenai kekerasan terhadap perempuan awal bulan lalu (5/3).
“Merupakan kebahagiaan yang amat sangat hari ini bersama Anda semua
bisa meluncurkan Data Base Sekretaris Jendral mengenai Kekersan
Terhadap perempuan,” kata Deputi Sekretaris Jendral PBB, Asha-Rose
Migiro dalam kata sambutannya pada acara peluncuran ini.

Majlis Umum PBB memberikan respons terhadap kajian ini dengan
menyeluruh dan resolusi yang berorientasi pada aksi. Respons ini
menyerukan kepada semua pemangku kepentingan untuk mengintensifkan
upaya-upaya dalam menghapus kekerasan terhadap perempuan. Dan meminta
kepada Sekretarus Jendral untuk mengembangkan data base mengenai
batas-batas, sifat dan konsekuensi dari segala bentuk kekerasan
terhadap perempuan. Dampak dan efektivitas kebijakan dan program
dalam mencegah terjadinya kekerasan juga menjadi bagian dari database
ini.

Data base juga berisi informasi mengenai layanan untuk korban dan
pelaku. Menurut Migiro, dalam data base ini bisa ditemukan data yang
relevan mengenai agenda-agenda peningkatan kapasitas dan peningkatan
kesadaran untuk lembaga-lembaga resmi negara. Selain itu, juga
menyediakan data mengenai prevalensi kekerasan dan respons pengadilan
kriminal. Dalam data base ini setiap orang memiliki akses yang lebih
luas ke lembaga dunia tentang informasi kekerasan terhadap perempuan,
semuanya bisa dilakukan hanya dengan meng-klik mouse.

“Setelah lebih dari dua tahun sejak diadopsinya resolusi itu,
saya sangat merasa terhormat meluncurkan Data Base Sekretaris Jendral
tentang Kekerasan Terhadap Perempuan. Ini merupakan “one-stop shop”
pertama di dunia yang memuat informasi mengenai langkah-langkah yang
harus diambil negara-negara anggota dalam menangani masalah kekerasan
terhadap perempuan dalam kerangka hukum, kebijakan dan kerangka kerja
kelembagaan,” katanya.

Menurut Migiro, ketika dirinya menjadi Menteri Kesetaraan Jender,
para pembuat kebijakan mencari pengalaman terbaik atau contoh-contoh
dari negara-negara lain. Hal ini penting ketika melakukan
pengembangan rencana aksi, bekerja dalam hukum yang baru atau
merancang sebuah mekanisme koordinasi yang lebih kuat. NGO, sebagai
bagian dari mereka, bisa mengambil manfaat dari kisah sukses dari
seluruh dunia untuk melobi parlemen maupun kementerian.

Lebih jauh lagi, data base ini akan memperluas pertukaran
inisiatif dan ide-ide. Memfasilitasi pembelajaran dan menunjukkan
bagaimana kemajuan bisa dibuat, membantu memahami apa yang saja bisa
dilakukan. “Saya berharap ini akan memberikan inspirasi kepada kita
semua untuk melipatgandakan usaha kita untuk memberlakukan kebijakan,
pelayanan dan tindakan lain yang diperlukan untuk mencegah terjadinya
kekerasan terhadap perempuan,” katanya.

Migiro berharap, data base ini akan memberikan daya pendorong yang
penting bagi tindakan-tindakan dalam kerangka kerja kampanye “UNiTE
to end violence against women” Sekretaris Jendral PBB. Kampanye ini
berisi informasi dari masing-masing lima outcome kunci kampanye,
hukum nasional, rencana aksi nasional, pengumpulan dan analisis data,
kampanye nasional dan lokal, dan kekesan seksual dalam situasi
konflik.

Menurut Migiro, perempuan di mana pun tetap dalam resiko mengalami
kekerasan. Langkah demi langkah, kita bekerja untuk menciptakan dunia
di mana tidak ada lagi perempuan dan anak perempuan terus menerus
dalam situasi ketakutan. Jika semuanya terlibat dalam kerja ini,
menjadikan ini situasi ini menjadi mungkin tercipta. “Dan sekarang,
merupakan kehormatan bagi saya menyatakan Data Base Sekretaris
Jendral tentang Kekerasan terhadap Perempuan terbuka bagi dunia,”
katanya.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *