Tanzania. Di negeri ini, lebih dari 150
ribu anak hidup dengan HIV/AIDS. Wilayah Mbeya cukup tinggi angka
prevalensinya, yang mencapai 13 persen, dengan penduduk lebih dari 2
juta orang. Hanya 2.280 anak-anak dengan HIV/AIDS di Mbeya yang
terdaftar mengakses layanan kesehatan termasuk terapi ARV. Sementara
orang dewasa yang mengakses layanan ini mencapai 16.000 orang.
Sikap tanggap terhadap situasi
menjadikan Tanzania, akhir pekan ini, akan melaunching klinik khusus
layanan anak-anak dengan HIV/AIDS. Klinik ini dirancang untuk
melayani perawatan anak-anak menggunakan pendekatan sesuai dengan
perkembangan anak-anak.
Dalam berbagai diskusi menunjukkan
melakukan perawatan anak dengan HIV/AIDS bukanlah soal gampang. Ambil
contoh, untuk ketaatan mengikuti terapi ARV, di kalangan anak-anak
lebih tinggi tingkat kejenuhannya dibanding dengan orang dewasa.
Berbagai pendekatan memang harus dirancang sedemikian rupa untuk
mendekati anak-anak dengan HIV/AIDS.
Mungkin masih banyak kekurangan yang
bakal terjadi untuk klinik anak-anak dengan HIV/AIDS, apalagi jika
ditelisik kerangka nalar yang dikembangkan masih didominasi oleh cara
pandang medis semata-mata. Sehingga bisa jadi akan mengabaikan
berbagai persoalan anak-anak, misalnya, merampas hak mereka untuk
bisa bermain, bersosialisasi dengan lingkungan.
Meski demikian, Indonesia benar-benar
harus belajar dari sikap tanggap Tanzania terhadap anak-anak dengan
HIV/AIDS. Indonesia sampai saat ini, belum memiliki rancangan serius
untuk meresponse anak-anak dengan HV/AIDS.[]