Gerakan HIV dan AIDS di Papua Harus Berubah Strategi

HIV dan AIDS terus menjadi persoalan yang belum selesai di Tanah Papua. Berbagai lembaga telah melakukan intervensi untuk mengurangi laju virus yang terus menyebar. “Ini membutuhkan strategi yang inovatif,” kata Soepri Tjahjono dari PKBI Yogykarta saat memfasilitasi youth and srhr workshop yang diikuti multistakeholder Kota Jayapura, Papua di Kantor BKKBN Propinsi Papua, hari ini (12/4).

Menurut Soepri Tjahjono, pendekatan yang selama ini digunakan masih berkutat pada wilayah perilaku orang-orang yang dilabeli berperilaku resiko. Jika ini terus dilakukan, tidak akan bisa mengubah apa-apa. Pasalnya, problem perilaku bukan fenomena tunggal, melainkan berkaitan erat dengan sistem sosial dan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat.

Soepri Tjahjono menawarkan pendekatan sinergitas, tidak saja pada ranah kerja sama antar berbagai multistakeholder, melainkan juga sinergitas dalam isu-isu yang diangakat. “Orang bilang, kalau HIV sudah ditangani, kesehatan reproduksi dan seksual tidak penting. Ini pandangan yang salah. Ketika kesehatan dan hak reproduksi sungguh-sungguh terpenuhi, persoalan HIV dan IMS bisa ditekan sedemikian rupa,” katanya.

Dalam Workshop Youth and SRHR yang dilaksanakan PKBI Daerah Papua atas dukungan World Population Foundation (WPF) Indonesia, disepakati pembentukan jaringan multistakeholder dengan nama Forum Peduli Kesehatan Reproduksi Remaja Kota Jayapura.

Sebelumnya, forum yang sama sudah terbentuk lebih dahulu, di Kabupaten Keerom dan Kabupaten Jayapura. “Ini merupakan upaya yang berbeda, untuk menemukan model inovatif bagi penanganan berbagai persoalan yang dihadapi remaja di Tanah Papua. “Kita berharap banyak dari forum semacam ini,” kata Mukhotib MD, Konsultan WPF Indonesia di Papua.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *