Hidup di Jalan sebagai Pilihan

… I See The Kids In The Street With Not Enough To Eat (Michael Jackson; Man In The Mirror). Sebagian lirik lagu itu
mewakili tujuan diskusi Remaja Jalanan (Komunitas BangJo) di KYPA
(Koalisi Yogyakarta untuk Perubahan Aceh), Sabtu, 9 Agustus 2008, bertema “A Challenger to Care“. Jalanan kota Jogjakarta, tempat nyaman menjalankan kehidupan. Di jalanan merupakan pilihan dari berbagai permasalahan sebelumnya.

Jalanan sebagai tempat hidup dan menjalani kehidupan, jalanan menjadi tempat berekspresi, berkarya dan berproses mengarungi kehidupan. “Jalanan menjadi pilihan karena permasalahan kemiskinan, tidak adanya
pekerjaan, adanya stigma dan diskriminatif dan korban dari sindikat penjualan anak,” kata Gama Triono, dari PKBI DIY.

Pandangan berbeda pun kemudian bermunculan. Peserta yang sebagian besarnya bekerja bersama anak jalanan memiliki cara pandangn berbeda mengenai anak jalanan itu sendiri. Mereka yang berasal dari YOTH (Jaringan Orang Terinfeksi HIV Indonesia), LPA (Lembaga Perlindungan
Anak), PWS dan YPHA memiliki positioning berbeda dalam menjalankan programnya. Sebagian mendasarkan programnya pada nalar berbasis-jalan (street-base) dan yang lain (home-base).

Melalui diskusi ini diharapkan untuk mengoptimalisasikan rumah singgah, memberikan pemahaman kesehatan reproduksi dan
HIV kepada komunitas ODHA dan rumah singgah, mendorong pemerintah
merevitalisasi kebijakan menyangkut penananan komunitas Bangjo (anak jalanan)
dan mereka yang terinfeksi HIV dan AIDS serta pembebasan stigma dan diskriminasi terhadap
anak jalanan.

 

Menurut Gama, yang terpenting, kita mulai
memperbincangkan cara pandang PKBI terhadap anak jalanan. Mereka (peserta
diskusi-red) mempelajari, hidup di jalan bukan sekedar karena faktor
ekonomi saja, tetapi termasuk sebagai pilihan. Ini
memerlukan perubahan paradigma baru dari yang ada sebelumnya. “PKBI melakukan pengorganisasian komunitas, mengadvokasi kebijakan, mereduksi
stigma dan diskriminasi serta memberikan akses pelayanan kesehatan,”
kata Gama dalam wawancara terpisah.

(surya)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *