Permasalahan
kesehatan reproduksi, termasuk perencanaan keluarga, di banyak negara berada di
persimpangan, menuju pada kemajuan atau terjerumus ke dalam pola-pola lama yang
stagnan. Meskipun pada beberapa dekade sebelumnya, isu kesehatan reproduksi secara
terus menerus menjadi agenda pembangunan di banyak negara, tetapi pengabaian
atas hak kesehatan reproduksi juga menjadi pandagan umum di banyak negara. Salah
satu indikator kepedulian ini, penyediaan jumlah anggaran yang memadai, sama
sekali tidak bisa dilihat secara signifikan. Kepemimpinan lantas menjadi salah
satu point penting yang direkomendasikan dalam ICRHM 2008 di Bali.
Kebutuhan
untuk menemukan kembali cara pandang dan strategi jelas sangat tampak di depan
mata. Apalagi, keterkaitan global dan lokal saat ini sudah semakin kuat untuk
pengaruh-mempengaruhi. Ditambah, mandat World Summit PBB tahun 2005 yang menambahkan
beberapa indikator baru dalam MDG’s (point) 5, meningkatkan kesehata ibu. Tantangannya
adalah, bagaimana setiap aktivis mampu menemukan momentum politik yang bersifat
global, sehingga intervensi melalui tata kepemimpinan, manajemen, serta
partisipasi pengambil kebijakan dan remaja, mampu mempengaruhinya.
Kenyataannya,
dari tata kepemimpinan, masih cukup tajam perbedaan cara pandang tentang
kesehatan reproduksi ini. Karenanya dibutuhkan untuk saling berbagi visi antara
para pemimpin dengan masyarakat (komunitas), mengubah paradigma kepemimpinan
dari cara pandang yang berpusat pada ahli profesional ke cara pandang yang
berpusat pada masyarakat (komunitas), mendorong para pembuat kebijakan untuk
berpikir strategis dalam membuat pendekatan yang kuat dan inovatif, dan
memberikan fasilitasi kepada para paraktisi dan masyarakat (komunitas) untuk
memainkan peran yang lebih signifikan untuk mencapai kondisi yang diharapkan
bersama.
Begitu
pentingnya soal kepemimpinan inilah, tim penyusun ”Rekomendasi ICRHM 2008 untuk
Aksi Selanjutnya bagi Semua Stakeholder”, memasukkan point tersendiri masalah
kepemimpinan ini. Sebuam mandat penting yang akan menjadikan pijakan pemerintah
negara-negara yang terlibat dalam konferensi, anggota parlemen, praktisi, dan
masyakarat sipil dalam menanggapi managemen kesehatan reproduksi. Sembilan
butir rekomendasi sebagai berikut:
Pertama, menyadari bahwa
managemen kesehatan reproduksi, termasuk di dalamnya perencanaan keluarga,
adalah hal penting dalam menjamin kesejahteraan manusia, dan menyadari
pentingnya untuk terus meningkatkan program perencanaan keluarga yang menciptakan
kualitas masyarakat yang lebih baik, melalui persiapan yang lebih baik bagi ibu
dalam proses reproduksi yang sehat dan dengan mengintegrasikan
fasilitas-fasilitas dan layanan-layanan dalam kesehatan reproduksi dengan
fasilitas kesehatan lainnya; meningkatkan dukungan yang berkelanjutan dari
dunia internasional, termasuk melalui peran aktif sistem PBB, khususnya UNFPA
dan UNAIDS untuk secara aktif menangani permasalahan ini.
Kedua, menyadari bahwa peran
dari kepemimpinan dalam kesehatan reproduksi, khususnya dalam perencanaan
keluarga adalah hal yang krusial di semua tingkat pemerintahan untuk menjamin
semua orang dapat menerima pelayanan terbaik, dan mendorong para pemimpin di
pemerintahan, perwakilan rakyat, LSM, sektor ekonomi, masyarakat lokal, dan
organisasi keagamaan untuk menjamin kesehatan dan keselamatan semua orang,
khususnya perempuan dan anak melalui program perencanaan keluarga yang
aplikatif
Ketiga, menekankan bahwa
walaupun komitmen mengenai anggaran pada The Cairo Program and Action telah dipenuhi,
namun perlu diperhatikan bahwa anggaran untuk program perencanaan keluarga
menurun sebanyak 7% dari total anggaran, dan dalam hal ini mendorong lembaga
donor untuk memberikan komitmennya yang berkaitan dengan Cairo Plan of Action
Keempat, dengan memperhatikan
meningkatnya jumlah perempuan dan anak-anak yang menjadi korban pemakaian
narkoba suntik dan terinfeksi IMS, maka perlunya penekanan akan pentingnya
penyatuan fasilitas reproduksi dan kesehatan untuk menjamin kebutuhan mereka
dalam kesehatan reproduksi
Kelima, menyerukan kepada semua
stakeholder di semua tingkatan untuk mendukung kesehatan reproduksi, termasuk
program perencanaan keluarga, melalui peningkatan kualitas kepemimpinan dan
managemen; program medis, kesehatan, dan konseling yang lebih baik; modul-modul
komunikasi dan pendidikan; serta dialog dan kampanye berkelanjutan mengenai
pentingnya peningkatan kesejahteraan perempuan dan anak melalui perencanaan
keluarga.
Keenam, menyadari pentingnya
peran dari anggota perwakilan rakyat dalam isu kesehatan reproduksi dan
perencanaan keluarga serta mendorong partisipasi dan komitmen mereka dalam
menjamin kesadaran dan pendidikan yang lebih baik dalam isu ini di semua
tingkatan.
Ketujuh, mendorong tersusunnya
solusi bagi managemen kesehatan reproduksi di semua komponen dengan
menyesuaikan perubahan-perubahan yang ada dalam pemerintahan, misalnya
desentralisasi, dan menyadari pentingnya meletakkan isu global lainnya seperti
kebutuhan pangan dan kerusakan lingkungan
Kedelapan, mendukung upaya-upaya
yang dilakukan oleh masyarakat sipil, akademisi, LSM, dan media dalam
mewujudkan pemahaman dan kesadaran yang lebih baik mengenai isu kesehatan
reproduksi, termasuk perencanaan keluarga, dengan melakukan penyesuaian
terhadap program-program kesepakatan mengenai pembangunan baik yang bersifat
nasional maupun internasional.
Kesembilan, mendorong semua
stakeholder untuk memberdayakan remaja untuk berpartisipasi secara aktif dalam
penyusunan program dan pembuatan kebijakan yang berkaitan dengan remaja; dan
mendorong terciptanya suatu lingkungan yang peduli pada akses remaja terhadap
informasi kesehatan reproduksi dan perencanaan keluarga, khususnya melalui
kurikulum sekolah dan layanan ramah remaja; dengan berdasarkan pada kelanjutan
implementasi dari rekomendasi yang terdefinisi dalam Manila Youth Manifesto
2006.
Rumusan rekomendasi yang dihasilkan oleh tim dengan 12 anggota ini, memang
cukup luas. Bukan soal sederhana untuk bisa secara konsisten mengimlementasikan
rekomendasi ini. Pembacaan rumusan rekomendasi ini sekaligus menutup Konferensi
Internasional Managemen Kesehatan Reproduksi II 2008. Untuk tahun 2010, ICRHM
III diagendakan akan dilaksanakan di Sudan.
galink