YOGYAKARTA, KAMIS — Persoalan tentang kesehatan reproduksi serta
penyakit HIV dan AIDS tidak dapat dipandang hanya sebagai problem
biologis, tetapi juga sebagai akibat ketimpangan relasi kuasa.

Menurut Pelaksana Daerah Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia
(PKBI) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Soepri Tjahjono, Kamis, cara
pandang bahwa kesehatan reproduksi serta HIV dan AIDS hanya sebagai
problem biologis telah memengaruhi pengembangan agenda dan program
intervensi dalam pemenuhan hak kesehatan reproduksi dan seksual, serta
penanggulangan penyakit HIV dan AIDS.

Dengan cara pandang itu, program kegiatan pemenuhan hak kesehatan
reproduksi serta penanggulangan HIV dan AIDS telah menempatkan rakyat
sebagai obyek agenda perubahan sosial.

“Pengalaman PKBI DIY menggunakan cara pandang biologis telah
memberikan pelajaran berharga mengenai apa yang dicapai dalam
perubahan sosial,” katanya.

Ia menambahkan, selain terjebak dalam nalar “charity”, cara pandang
biologis juga memunculkan penyalahan terhadap rakyat saat mengalami
kegagalan program. Penyalahan ini melahirkan stigma dan diskriminasi
terhadap komunitas remaja jalanan, gay, waria, lesbian, serta
laki-laki dan perempuan pekerja seks.

“Kekeliruan program itu telah mendorong tumbuhnya kesadaran kritis
dalam merumuskan agenda perubahan sosial PKBI DIY,” katanya.

Dia mengatakan agenda terpenting adalah melakukan pergeseran
paradigma, dari problem biologis dan kesalahan perilaku menjadi
problem relasi kuasa, dari lembaga swadaya masyarakat (LSM) sebagai
agen perubahan menjadi rakyat (komunitas) sebagai aktor perubahan, dan
menjadikan identitas sebagai sesuatu yang harus diperjuangkan.

Pergeseran tersebut menuntut ketersediaan kerangka teori yang bisa
digunakan sebagai pijakan, dan saat ini multikulturalisme dipandang
sebagai kerangka teori yang paling pas, dan mampu membedah persoalan
relasi kuasa serta perjuangan identitas yang berkaitan dengan isu
kesehatan reproduksi, seksualitas, HIV dan AIDS, serta kekerasan
berbasis jender.

“Untuk memantapkan agenda dan program setelah dilakukan pergeseran
paradigma tersebut serta untuk merayakan HUT ke-51, PKBI DIY akan
menggelar diskusi tentang multikulturalisme dan perjuangan identitas
di Yogyakarta, 24 Januari 2009,” kata Soepri
Tjahjono.

sumber:
http://kompas. com/read/ xml/2009/ 01/22/21360992/ kesrepro. hivaids.bukan. sekadar.problem. biologis

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *