Klinik Bukan untuk Menolong, Tetapi Melayani

Pengembangan layanan klinik dan
konseling di setiap PKBI Cabang merupakan bagian dari agenda
penguatan PKBI Cabang di lima Kabupaten/Kota di DIY. Agenda ini
merupakan tahapan lanjut, setelah tiga tahun terakhir, PKBI Cabang
mengembangkan berbagai program remaja dan pasangan subur.

“Hanya saja, pemahamannya yang harus
diubah. Klinik yang dikembangkan PKBI bukan untuk menolong tetapi
melayani masyarakat yang hak-haknya terabaikan,” kata Mukhotib MD,
Direktur Pelaksana Daerah PKBI DIY, saat membuka Pelatihan
Pengembangan dan Manajemen Klinik, di Aula PKBI DIY Badran, pekan
silam.

Prinsip-prinsip lain juga harus
dipahami benar dalam pengembangan klinik PKBI. Selain memiliki
prinsip melayani, menurut Mukhotib MD, pengelolaan klinik PKBI harus
memiliki prinsip ramah terhadap perempuan dan remaja perempuan.
Menanamkan keramahan seperti ini bukan persoalan sederhana dan tidak
tumbuh begitu saja dalam diri setiap orang. Melainkan memiliki kaitan
yang sangat erat dengan kesadaran jender dan penghargaan terhadap
remaja sebagai sosok yang merdeka dan independen.

“Tanpa memiliki jender perspektif,
sulit untuk bisa ramah terhadap perempuan dan remaja perempuan,”
katanya.

Sinergitas pandangan dan layanan
merupakan prinsip ketiga yang harus selalu diingat dalam pengembangan
klinik. Mukhotib MD, sedikit menyinggung soal sinergitas sebagai
bagian yang tak bisa dihindarkan dari proses kesadaran betapa
lemahnya manakala gerakan yang dikembangkan bersifat parsial dan
jalan sendiri-sendiri.

Sinergitas menunjukkan tidak saja pada
keterpaduan layanan, melainkan ketrpaduan cara pandang dan ideologi.
“Ini sangat fundamental,” kata Mukhotib MD.

Maknanya, pemberian informasi dan
layanan Kesehatan Reproduksi [HIV dan AIDS], tidak bisa dilakukan
secara parsial dan berdiri sendiri. Persoalan Kesehatan Reproduksi
harus didekati dengan perspektif jender dan HAM, serta visi difabel.
Tanpa kersatuan perspektif semacam ini, upaya-upaya yang dilakukan
hanya bersifat pinggiran dan tidak pernah menyentuh pada akare
persoalan yang sebenarnya.

Pelatihan yang dipandu dr.
Nugrahaningtyas, M.Kes, diikuti 20 peserta dari PKBI Cabang se-DIY
berlangsung selama 2 hari. Pada akhir kegiatan, dilakukan perencanaan
tindak lanjut, yang dihadiri para konselor Cabang yang sebulan
sebelumnya telah mengikuti pelatihan sinergitas isu layanan Kesehatan
Reproduksi [HIV dan AIDS], Jender dan HAM.[]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *