Komitmen untuk
mengembangkan agenda-agenda penanggulangan HIV dan AIDS semakin banyak dimiliki
oleh masyarakat, secara individu maupun organisasi. Program-program kreatif
harus dikembangkan. Hal ini terungkap dalam diskusi dengan Lembaga Pengkajian
dan Pengembangan Kesejahteraan Masyarakat (LP2KM ) INSANI Kendal dan LP2KM SAPA
Pati dalam kunjungannya ke PKBI DIY pada 10 Maei 2008 lalu. Sebanyak 13 orang dari dua lembaga ini terlibat dalam diskusi ini.

Tujuan dari
kunjungan ini untuk melakukan studi banding mengenai program lembaga terutama
dalam program penanggulangan dan pencegahan HIV & AIDS. “Maksud kami ke sini, selain untuk
bersilaturahmui juga menimba ilmu tentang program penanggulangan dan pencegahan
HIV&AIDS,” kata Totok Mudjiarto, selaku ketua rombongan.

Menurutnya, sebagai
lembaga swadaya masyarakat yang baru saja berdiri, penting untuk belajar dari
lembaga yang sudah lebih berpengalaman. “Kami memilih PKBI karena selama ini
PKBI dekat dengan isu kesehatan reproduksi (kespro) dan HIV & AIDS,”
tambahnya.

Soepri Tjahyono, Pelaksana
Daerah PKBI DIY mempresentasikan program-program PKBI yang telah terlaksana
maupun yang sedang berlangsung. Beberapa agenda yang disampaikan, gerakan untuk
membangun sinergitas HIV dan AIDS [seksualitas], gerakan perempuan, dan gerakan
HAM. PKBI juga terlibat dalam penolakan Perda Pelacuran di Bantul, Raperda
Penanggulangan Gelandangan, Pengemis, dan Perlindungan Anak. “PKBI juga terus
mendesak dewan agar segera mengesahkan Raperda Penanggulan dan Pencegahan
HIV&AIDS,” katanya.

Dari pihak LP2KM
INSANI dan SAPA juga memaparkan program kerja yang sedang berlangsung. ‘Saat
ini kami melakukan pendampingan terhadap kelompok masyarakat yang dianggap
berisiko tinggi terpapar HIV&AIDS. Selain terhadap pekerja seks perempuan,
kami juga melakukan penjangkauan terhadap high risk man atau laki-laki
berisiko tinggi seperti sopir, nelayan, atau pelanggan pekerja seks perempuan,’
tutur Imam, selaku Koordinator Program INSANI.

LP2KM SAPA sendiri
sebagai salah satu lembaga yang concern dengan Hiv dan AIDS telah melakukan pelayanan
VCT, skrinning, dan revitalisasi Posyandu. “Tetapi kami belum memasukkan program
PMTCT dalam program kerja kami. Rencananya akan segera kami masukkan ke dalam
agenda selanjutnya,” kata Ana, pengelola LP2KM SAPA.

Sementara itu, LP2KM
INSANI dan SAPA juga melakukan kerjasama dengan kepolisian dan Komisi
Penanggulangan AIDS (KPA) setempat terkait dengan penjangkauan ke tempat-tempat
yang dianggap rentan terpapar HIV.

Desi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *