Jumlah orang yang terinfeksi HIV-AIDS dari tahun ke tahun terus menunjukkan peningkatan signifikan. Meskipun begitu, layanan untuk mereka belum cukup memadai dan data yang ada terkadang tidak sesuai dengan kondisi lapangan. Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) DIY bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta mengadakan surveilens HIV, 17-20 November 2008 di Yogyakarta, dengan peserta lebih dari 200 orang.

 

Novan, konselor VCT (Voluntary Counseling and Testing) PKBI DIY, mengatakan, surveilens HIV merupakan cara mengetahui jumlah penyebaran HIV di suatu wilayah. Pelaksanaan surveilens kali ini berbeda dengan surveilens yang pernah dilakukan sebelumnya. Biasanya petugas mengumpulkan massa di satu tempat kemudian masing-masing diambil sampel darahnya tanpa ada persetujuan dari pihak yang diambil darahnya (klien). Surveilens 2008 melibatkan konselor khusus dan ada persetujuan klien. Untuk mengetahui hasilnya , akan dilakukan konseling terlebih dahulu. “Sebelum pelaksanaan surveilens ini klien telah diberi penjelasan terlebih dahulu tentang informasi seputar HIV-AIDS,” terang Novan.

 

Supri Tjahyono, Pelaksana Daerah PKBI DIY dan Koordinator Tim Surveilens PKBI DIY, menjelaskan surveilens bukan sekedar mengetahui data mereka yang terinfeksi, tetapi lebih penting bagaimana program penanganannya, apabila ada yang diketahui positif terinfeksi HIV. “Data ini dapat digunakan sebagai bentuk advokasi atau pembelaan hak-hak penderita HIV positif,” kayanya.

 

Desi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *