Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF) akan digelar kembali. Secara resmi akan dibuka pada Sabtu (9/8) pukul 16.00 WIB di Taman Budaya Yogyakarta. Mengambil tema ‘Metamorfosa’. Yogyakarta dipilih sebagai tuan rumah penyelenggara JAFF karena masyarakat Yogyakarta yang multikultur dan banyaknya komunitas film yang cukup produktif.
Metamorfosa menggambarkan proses refleksi diri menuju kesempurnaan, menegaskan sinema memiliki kekuatan dalam menebarkan nilai-nilai keutamaan bersumber pada religiusitas untuk proses perubahan sosial. Dalam dasawarsa terakhir, negara-negara di Asia mengalami perubahan dalam berbagai kehidupan, politik, sosial, ekonomi, dan budaya. Salah satu perkembangan budaya popular, film.
Sejumlah film yang masuk kompetisi JAFF mengangkat persoalan sosial, politik, dan budaya yang diolah ke dalam tuturan sinematik yang memikat. Sebagai film pembuka, dipilih film Kantata Takwa karya kolaborasi Eros Djarot dan Gotot Prakosa. Menurut Budi Irawanto, Direktur Festival, dalam acara jumpa pers (8/8), film ini dipilih sebagai pembuka festival karena mempunyai keunikan. “Pembuatan film ini memakan waktu kurang lebih 18 tahun. Secara simbolis, film ini menggambarkan reformasi yang terjadi di Indonesia. Apakah cita-cita reformasi sudah tercapai setelah 10 tahun berlalu? Sekarang malah gaung dan semangat awal reformasi semakin menghilang,” katanya.
JAFF 2008 menawarkan program pemutaran film, workshop, dan seminar. Untuk penyelenggaraan JAFF tahun ini memang lebih banyak mengadakan workshop dan seminar. Yogyakarta dikenal sebagai kota pelajar dan kota budaya. Semua ingin ada kemajuan dalam perkembangan film Indonesia. Mengadakan seminar dan workshop untuk mengajak para pecinta film dan masyarakat umum turut menyumbangkan ide dan saran bagi kemajuan film nasional. “Dari program ini nantinya akan dibuat sebuah buku tentang seluk-beluk film,” ujarnya.