Pagelaran Wayang Kulit "Cupu Manik Astagina" Menyuarakan Kampanye Perubahan Iklim, Bencana, dan Kesehatan Reproduksi

Pendopo Taman Siswa menjadi saksi dari perpaduan seni tradisional dan pesan-pesan modern saat pagelaran wayang kulit “Cupu Manik Astagina” menghiasi panggung pada tanggal 12 Agustus 2023. Acara ini diselenggarakan sebagai bagian dari kampanye penting tentang perubahan iklim, bencana, dan kesehatan reproduksi. Diprakarsai oleh Kirby Institute – University New South Wales (UNSW), PKBI DIY (Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta) dan Fakultas Antropologi Universitas Gadjah Mada (UGM), pagelaran ini menghadirkan lakon yang sarat makna dalam suasana yang klasik.

Lakon “Cupu Manik Astagina” dipilih dengan bijaksana, karena mampu menggambarkan tantangan dunia yang semakin panas dan kompleks, sambil menjelajahi dimensi seksualitas manusia. Dalang ternama Ki Sumarsono Noto Widjojo memimpin pertunjukan ini, membawakan lakon dengan keahlian dan dedikasi yang telah diakui oleh banyak kalangan.

Dalam konteks kampanye yang lebih luas, pagelaran ini juga berfungsi sebagai panggung untuk menyuarakan isu-isu perubahan iklim dan bencana, serta pentingnya kesehatan reproduksi. Dengan sentuhan tradisi wayang, penyampaiannya diharapkan dapat memberikan pemahaman mendalam kepada masyarakat tentang tantangan global yang mendesak.

Kolaborasi Multi-Pihak untuk Perubahan Positif

Kegiatan ini adalah hasil kolaborasi kuat antara beberapa lembaga, termasuk Kirby Institute – UNSW, PKBI DIY dan Fakultas Antropologi UGM. Kolaborasi lintas lembaga ini menunjukkan komitmen bersama dalam mempromosikan kesadaran akan isu-isu global melalui medium budaya yang mengakar dalam sejarah Indonesia.

Acara ini akan menjadi lebih istimewa dengan kehadiran perwakilan dari Duta Besar Australia untuk Indonesia, yang memberikan pengakuan internasional terhadap pentingnya kampanye ini. Direktur PKBI DIY, Budhi Hermanto, yang turut hadir sebagai perwakilan proyek ini, menyampaikan visi dan tujuan di balik pagelaran ini, serta bagaimana kolaborasi ini dapat berdampak positif pada masyarakat.

Wayang Sebagai Media Kampanye dan Edukasi

Elan, perwakilan dari Fakultas Antropologi UGM, menyampiakan konsep penggunaan wayang sebagai media kampanye dan pendidikan mengenai perubahan iklim dipilih karena lebih mudah dipahami masyarakat. Pagelaran ini membuktikan bahwa kearifan lokal dapat berkontribusi dalam menyampaikan pesan-pesan universal kepada masyarakat.

Dengan pagelaran wayang kulit “Cupu Manik Astagina,” Kirby Institute – UNSW, PKBI DIY dan Fakultas Antropologi UGM mengajak semua pihak untuk bersama-sama berpartisipasi dalam kampanye yang inspiratif dan bermakna ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *