Pengakuan Resmi Terhadap Keberagaman Orientasi Seksual

Kebergaman
keberagaman orientasi seksual diakui secara resmi sebagai sikap PKBI
oleh para remaja yang terlibat dalam Pertemuan Nasional Remaja, 16-20
Desember 2008 di Jakarta. Selain itu, Perkumpulan juga berkomitmen
mendorong informasi dan pelayanan spesifik untuk kelompok LGBTIQ
(Lesbian, Gay, Transgender/ Trans-seksual, Interseks, Queer) di
lingkungan PKBI dan di luar PKBI.

Menurut
Inne Silviane, Direktur Pelaksana Pusat PKBI, Pertemuan Nasional
Remaja 2008 ini, terdiri dari dua kegiatan utama, Konferensi
Perwakilan Remaja dan Lokakarya Program Remaja. Untuk Konferensi
Perwakilan Remaja, dilaksanakan pada tanggal 17 Desember 2008, dengan
menghasilkan berbagai keputusan yang berkaitan dengan posisi remaja
dalam Perkumpulan. Konferensi ini menghasilkan kesepakatan dan
rumusan mengenai yang dihasilkan mengenai Peran, Hak dan Kewajiban
Wakil Remaja Nasional, Bentuk Saluran Informasi Wakil Remaja
Nasional, Kriteria dan Tatacara Pemilihan Wakil Remaja Nasional PKBI.
“Program
Perwakilan Remaja Tahun 2009 di tingkat nasional,” katanya.

Dalam
konferensi remaja ini, ditetapkan juga Setiani
Martha Dewi (Youth Center PKBI Daerah Yogyakarta) sebagai Youth
Alternate pengganti paruh waktu. Selain
dipilih juga 4 (empat) anggota “Youth
Working Group”, masing-masing,
Elfira
Nacia (Youth Center PKBI Bali), Indah Love Sianda (Youth Center PKBI
Sumatera Barat), Helmi Yardi (Youth Center PKBI Riau), dan Dewi
Kurniaty Olii (Youth Center PKBI Sulawesi Tengah). Wakil
Remaja Nasional (1 orang Youth
Representative,
1 orang Youth
Alternate dan
4 orang anggota Youth
Working Group
diusulkan
menjadi
Pengurus Nasional PKBI. “Youth
Representative
dan Youth
Alternate
diusulkan menjadi PHN (Pengurus Harian Nasional) dan 4 anggota Youth
Working Group
menjadi Anggota Pengurus Nasional,” kata Inne Silviane.

Berkaitan
dengan program aksi remaja nasional, disepakati juga menganai
positioning
terhadap isu-isu kesehatan reproduksi dan seksual, dengan mendorong
penyediaan akses kontrasepsi kepada remaja yang telah aktif secara
seksual dan memberikan informasi tentang kontrasepsi kepada remaja
yang belum aktif secara seksual untuk pencegahan risiko reproduksi
dan seksual.

Rencana
Aksi juga menyepakati,
fokus advokasi secara nasional, memperjuangkan pendidikan seks bagi
remaja melalui kurikulum di sekolah. Seluruh PKBI Daerah harus
menyiapkan strategi program dan kegiatan ke depan untuk mendukung
fokus advokasi ini.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *