Minggu pagi di awal Desember 2013 tampak berbeda di Jalan Malioboro. Selain ramai warga mengikuti senam pagi rutin, sejumlah remaja tampak berkumpul mengenakan baju merah dan putih. Mereka adalah peserta Flashmob Dance For Life untuk memperingati Hari AIDS Sedunia, 1 Desember, yang diselenggarakan oleh Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Yogyakarta.
Kegiatan yang dimulai sejak pukul 05.30 dengan diawali senam massal ini, menyasar pelajar-pelajar di kota Yogyakarta agar terhindar dari HIV dan AIDS.
“Diharapkan nantinya remaja jadi agent of change,” ujar Novita Winahyu Indiartanti, koordinator Pengorganisasian Remaja SMP PKBI DIY yang menjadi penanggung jawab kegiatan tersebut.
Data yang dikeluarkan Kementrian Kesehatan RI Triwulan II (April – Juni) Tahun 2013, menunjukkan persentase infeksi HIV tertinggi dilaporkan pada kelompok umur 25-49 tahun (70,7%), diikuti kelompok umur 20-24 tahun (17,1%), dan kelompok umur 15-19 tahun (4,5%). Sedangkan persentase AIDS tertinggi pada kelompok umur 30-39 tahun (33,8%), diikuti kelompok umur 20-29 tahun (28,8%) dan kelompok umur 40-49 tahun (11,6%).
Melihat data tersebut, partisipasi remaja secara aktif menjadi penting dalam menyampaikan informasi tentang HIV & AIDS kepada teman sebaya dan keluarganya.
Kampanye dengan menggunakan tarian, nyanyian dan musik sengaja dirancang karena sangat dekat dengan dunia remaja. Bahkan, tidak sedikit warga Yogyakarta yang sudah bukan remaja tampak antusias mengikuti Dance For Life ini.
“Karena musik adalah bahasa universal yang bisa diterima dimana saja, kapan saja dan oleh siapapun,” ujar Ryan, (siapa nih?)
(Azmi)